Balakosa

Indonesia adalah salah satu negara agraris terbesar di dunia yang sebagian besar penduduknya masih berprofesi sebagai petani. Masyarakat perkotaan sering terlupa bahwa Indonesia adalah negara agraris yang sumber daya alamnya melimpah dan dapat dimanfaatkan untuk bahan pangan. Namun, pada kenyataannya, masyarakat perkotaan lebih memilih hasil alam impor. Balakosa membawa jawaban dari fenomena kecenderungan pemilihan bahan pangan impor.

Balakosa membantu petani dan meningkatkan nilai pangan lokal dengan menyediakan berbagai macam program yang mencakup lingkup produksi dan distribusi serta kreasi, seperti aplikasi, training, pembukaan restaurant, dan program-program lain dengan satu tujuan yaitu memberikan manfaat bagi petani Indonesia dan penduduk lokal.

Dari banyaknya kegiatan inovatif dan beragam yang disediakan Balakosa, saya paling menyukai inovasi tambahan Balakosa seperti Balakosa Kitchen dan Balakosa Skin Care. Di Balakosa Kitchen, makanan di restoran ini disajikan dari bahan pangan lokal. Dengan adanya Balakosa Kitchen, orang-orang dapat melihat contoh makanan yang dapat diolah menjadi nilai yang tinggi. Ambience yang nyaman juga menjadi fitur unggulan Balakosa Kitchen. Saya juga menyukai Balakosa Skin Care mengingat kosmetik di Indonesia dikuasai produk impor.

Namun yang saya sayangkan dari program Balakosa adalah training yang hanya dilaksanakan dua hari. Sepertinya jika ingin memiliki dampak besar, training sebaiknya dibuat lebih lama, sekitar seminggu, dan berkelanjutan. Dengan begitu, ada progress yang bisa diukur oleh Balakosa sendiri yang nantinya bisa menjadi data sebagai sumber program inovasi lainnya. Begitu juga dengan seminar yang perlu dibuat berkelanjutan di tempat yang berbeda.

Secara keseuluran, saya menyukai ide inovatif dari Balakosa dan mengembangkannya menjadi program-program unggulan lain. Dalam pengerjaannya Balakosa harus memperhatikan setiap program akan akan dijalankannya supaya sesuai dengan visi Balakosa sendiri.

Saya harap

This entry was posted on 3/2/17. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.